Keliling Kebun dalam 80 menit


Dunia si Sal bekicot hanyalah petak sawi. Padahal menurut kabar si belalang, kebun ini luasnya 1000x petak sawi.
“ Ayo keliling kebun,” ajak Sal pada cacing-cacing. “ Kita lihat segalanya di luar sana !”
“ Kau mengigau, ya?”  kata Bas. Perlu semur hidup untuk keliling kebun tahu ?”.
“ Kau tak bisa pergi jauh,” ejek Ram. “ Semua tahu kau sangat lambat “.
Sal sedih, teman-temannya tidak mendukung dan tidak menyemangati. Ah, biarlah, dia bisa berkelana sendiri. Dengan bertentakel tegak, Sal mulai merayap. Tekad baja membuatnya sampai di pintu rumah petani. Sal terus meraya naik. Tiba-tiba pijakannya bergerak. Sal melekat erat, memejamkan mata. Setelah takutnya mereda, dibukanya mata. Wouw ! Dia tinggi di atas ! Di bawah tampak petak sawah. Dilambaikan tentakelnya pada cacing-cacing tapi sayangnya mereka tak melihatnya. Sulit membuat mereka percaya nanti. Bahwa dia menjelajah kebun menunggang caping anak petani.


Anak petani mengencangkan capingnya dan siap bekerja di sekeliling kebun, memberi makan ayam dan bebek kemudian mengumpulkan telur. Memetik buah dan sayuran. Sal menikmati petualangannya. Si ayam Jago berusaha mematuknya ketika anak petani membungkuk. “ Haaa, luput! Siapa yang mau jadi santapanmu?” teriak Sal.

Anak petani kembali ke petak sawi. Mau apa dia? Ya ampun, dia mennagkap cacing dan memasukkannya ke dalam kaleng. Dia hendak memancing di kolam. Caping dan kaleng diletakkan di atas batu. Sal beringsut menggulingkan kaleng. Semua cacing keluar, termasuk Bas dan Ram. Mereka terkagum-kagum melhat Sal.  
Anak petani pun tak jadi mancing karena umpannya hilang, dia mengenakan capingnya. Tak sadar Sal kembali menumpang, kali ini untuk pulang. Keliling kebun dalam 80 menit pun selesai.



Note: dinarasikan kembali dari Oase, Zona Anak.

Read More >>